Laporan Praktikum Uji Protein

LAPORAN PRAKTIKUM 
BIOKIMIA TANAMAN
UJI PROTEIN





Di Susun Oleh : Kelompok 5

Nur Futri Salsabila Febriani  :48416510
Resti Lestari                         :48416513
Sobarullah                            :48416517


Dosen pengampu : RATI
Inti Mulyo Arti, S.TP, M.SC dan,
Adinda Nurul Huda M, SP, MSI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
JAKARTA
2017


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk, 2014).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti okseigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu (Katili, 2009).

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui adanya kandungan protein melalui uji pembakaran








BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Protein merupakan polimer dari asam amino. Asam amino membentuk polimer rantai lurus dengan ikatan peptida, sehingga polimer ini disebut dengan peptid atau polipeptida. Polipeptida mengalami pelipatan karean reaksi gugus fungsi dan sisi reaktif molekul penyunnya, sehingga tebentuklah molekul besar polipeptida yang dinamakan protein. Protein secara garis besar dibagi menjadi dua, yaitu protein sederhana yang hanya tersusun oleh asam amino dan protein konjugasi yang tersusu tidak hanya oleh asam amino namun juga bahan lain seperti karbohidrat (glikoprotein), asam nukleat (nukleoprotein), lipid (lipoprotein), logam (metaloprotein) dan fosfat (fosfoprotein) (Handito, dkk, 2014).
Protein berfungsi sebagai katalisator, sebagai pengangkut dan penyimpan molekul lain seperti okseigen, mendukung secara mekanis sistem kekebalan (imunitas) tubuh, menghasilka pergerakkan tubuh, sebagai transmitor gerak syaraf dan mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan. Analisa diameter protein menghasilkan unsur-unsur C, H, N dan O dan sering juga S. Disamping itu beberapa protein juga mengandung unsur-unsur lain terutama P, Fe, Zi dan Cu (Katili, 2009).

1.2  Tujuan
Untuk mengetahui adanya kandungan protein melalui uji pembakaran



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1   Pengertian
Protein merupakan komponen itama dalam semua hal hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesa setelah air. Kira-kira dari 50% berat yang terdidi atas unsur-unsur karbon (50-55%), hidrogen (± 7%), oksigen (± 13%) dan fosfor (P) dalam jumlah sedikit (1-2%). Ada beberapa protein lainnya yang mengandung unsur logam seperti tembaga dan besi (Sirajuddin, 2012).
a.      Kandungan gizi telur
Menurut Jacqueline, et al, 2000, telur mempunyai cangkang, selaput cangkang, putih telur (albumin) dan kuning telur). Telur merupakan salah satu bahan pangan yang paling lengkap gizinya.  Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur, 58% putih telur, dan 31% kuning telur, kandungan gizi telur terdiri dari : air 73,7%, Protein 12,9 %, Lemak 11,2% dan Karbohidrat 0,9%. dan kadar lemak pada putih telur hampir tidak ada (Sudaryani, 2003).
b.      Kandungan gizi kacang tanah
Komponen Gizi Kandungan Kalori (kal) 452, Protein (g) 25,3, Lemak (g) 42,8, Karbohidrat (g) 21,1, Kalsium (mg) 58 Fosfor (mg) 335 Zat besi (mg) 1,3 Vitamin B1 (mg) 0,30 Vitamin C (mg) 3 Sumber: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 1981.
c.         Kandungan gizi kentang
Menurut Burlingame et al. (2009) dalam Muharlien (2010), selain sebagai sumber energi, kentang juga mengandung serat makanan (sampai 3,3%), asam askorbat (sampai 42 mg/100 g), kalium (sampai 693,8 mg/100 g), karotenoid total (sampai dengan 2700 mcg/100 g), dan fenol antioksidan seperti asam klorogenat (hingga 1570 mcg/100 g) dan polimer, dan anti-nutrisi seperti α-solanin (0,001- 47,2 mg/100 g), dan jumlah protein yang lebih rendah (0,85-4,2%), asam amino, mineral dan vitamin lain, dan komponen bioaktif. Komposisi tersebut mempengaruhi kualitas produk.
d.        Kandungan gizi pisang
Kandungan gizi buah pisang per 100 gram, air (garam) 75.00, Energi (K) 88.00, Karbohidrat (Gram) 23.00, Protein (Gram) 1.20, Lemak (Gram) 0.200, Ca (Mg) 8.00, P (Mg) 28.00, 8 Fe (Mg) 06.00, Vitamin A (Mg) 439.00, Vitamin B-1 (Mg) 0.04, vitamin C (Mg) 78.00 (Mulyanti, 2005).
e.         Kandungan gizi ubi
Komposisi zat gizi ubi jalar dan beberapa bahan pangan per 100 g bahan;  Air (g) 70, Serat (g) 0,3, Protein (g) 2,3, Vitamin A (IU) 7,1, Fe (mg) 1,0, Ca (mg) 46, Vitamin B1 (mg) 0,08, (Sarwono, 2005).
f.          Kandungan gizi tempe
Tempe merupakan sumber protein yang baik. Setiap 100 g tempe mengandung 18-20 g zat protein dan 4 g zat lemak (Tarwotjo, 1998). Tempe juga memiliki berbagai sifat unggul seperti mengandung lemak jenuh rendah, kadar vitamin B12 tinggi, mengandung antibiotik, dan berpengaruh baik pada pertumbuhan badan. Selain itu asam-asam amino pada tempe lebih mudah dicerna oleh tubuh jika dibandingkan dengan kacang kedelai. Vitamin B12 yang terdapat pada tempe diproduksi oleh sejenis bakteri Klabsiella peumoniae. Kekurangan vitamin B12 ini dapat menghambat pembentukan sel darah merah (Koswara, 1995).
g.        Kandungan gizi bawang merah
Bawang merah mengandung senyawa–senyawa yang dipercaya berkhasiat sebagai antiinflamasi dan antioksidan seperti kuersetin yang bertindak sebagai agen untuk mencegah sel kanker. Kuersetin, selain memiliki aktivitas sebagai antioksidan, juga dapat beraksi sebagai antikanker pada regulasi siklus sel, berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER) tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase. Kandungan lain dari bawang merah diantaranya protein, mineral, sulfur, antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat (LIPI, 2010). Dari hasil skrining fitokimia, didapatkan hasil bahwa ekstrak umbi bawang merah (Allium cepa L.) mengandung senyawa flavonoid selain senyawa alkaloid, polifenol, seskuiterpenoid, monoterpenoid, steroid dan triterpenoid serta kuinon (Soebagio, dkk., 2007).
h.        Kandungan gizi tahu
Tahu mengandung air 86 %, protein 8-12%, lemak 4-6% dan karbohidrat 1- 6%. Tahu juga mengandung berbagai mineral seperti kalsium, zat besi, fosfat, kalium, natrium; serta vitamin seperti kolin, vitamin B dan vitamin E. Kandungan asam lemak jenuhnya rendah dan bebas kolesterol (Santoso, 2005).
i.          Kandungan gizi alpukat
Buah alpukat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, mengandung vitamin A, B, C, dan E dalam jumlah yang besar serta nutrien lain seperti folacin, niacin, besi (Fe), magnesium (Mg), folat, asam pentotenat, dan potassium (K). Vitamin C, E, dan beta karoten (prekursor vitamin A) merupakan senyawa antioksidan alami yang mampu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Protein buah alpukat juga terbukti mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan oleh tubuh (Bergh, 1992)
Kandungan buah alpukat menurut Prasetyowati dkk (2010) Vitamin A 0,13-0,51 mg, Vitamin B1 0,025-012 mg, Vitamin B2 0,13-0,23 mg, Vitamin B3 0,79-2,16 mg, Vitamin B6 0,45 mg, Vitamin C 2,3-37 mg, Vitamin D 0,01 mg, Vitamin E 3 mg Vitamin K 0,008 mg, Besi 0,9 mg, Fosfor 20 mg Kalium 604 mg Natrium 4 mg, Kalsium 10 mg, Air 67,49 - 84,3 g Protein 0,27 – 1,7 g, Lemak 6,5 – 25,18 g Karbohidrat 5,56 – 8 g Serat 1,6 g Energi 85 – 233 kal.








BAB III
METODOLOGI
3.1  Tempat
Kegiatan praktikum matakuliah botani dilakukan di Kampus F6 Gunadarma Kelapa Dua Depok pata tanggal 30 oktober 2017.
3.2  Alat Dan Bahan
A.    Alat
1.      Lilin
2.      Garpu
3.      Korek api
4.      Handphone (alat perekam)
5.      Alat tulis
B.     Bahan
1.      Pisang
2.      Ubi
3.      Tempe
4.      Kacang tanah
5.      Putih elur
6.      Bawang merah
7.      Tahu
8.      Kentang
9.      Alpukat
10.  Kuning telur
3.3  Cara kerja
1.      menyiapkan alat dan bahan
2.      menyalakan lilin dengan korek api didirikan diatas alas
3.      Membakar bahan-bahan yang telah disiapkan secukupnya
4.      Mencium aroma bau dari bahan yang telah dibakar (sangat tengik, tengik, agak tengik, dan tidak tengik).
5.      Mencatat hasil
6.      Dokumentasi
3.4  Diagram alur












BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  HASIL
Tabel 1. Aroma pembakaran bahan-bahan uji protein
No
Bahan-bahan
Aroma
1
Alpukat
Tengik
2
Putih telur
Tengik
3
Kuning telur
Agak tengik
4
Kacang tanah
Agak tengik
5
Pisang
Agak tengik
6
Kentang
Agak tengik
7
Bawang merah
Sangat tengik
8
Tempe
Sangat tengik
9
Tahu
Sangat tengik
10
Ubi manis jepang
Tidak tengik

4.2    PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis uji protein dengan pembakaran bahan-bahan seperti alpukat, putih telur, kuning telur, kacang tanah, pisang, kentang, bawang merah, tempe, ubi manis jepang, dan tahu menyebabhan perubahan aroma pada setiap masing- masing bahan setelah pembakaran hal ini disebaban oleh protein dalam bahan-bahan tersebut mengalami denaturasi yang menyebabkan perubahan aroma. 
Denaturasi protein adalah proses perubahan struktur lengkap dan karakteristik bentuk protein akibat dari gangguan interaksi sekunder, tersier, dan kuaterner struktural. Karena fungsi biokimia protein tergantung pada tiga dimensi bentuknya atau susunan senyawa yang terdapat pada asam amino. Hasil denaturasi adalah hilangnya aktivitas biokimia yang terjadi didalam senyawa protein itu sendiri. Denaturasi protein juga tidak mempengaruhi kandungan struktur utama protein yaitu C, H, O, dan N. Meskipun beberapa protein mengalami kemungkinan untuk kehilangan kandungan senyawa mereka karakteristik struktural saat Denaturasi. Namun, kebanyakan protein tidak akan mengalami hal tersebut, hanya saja tidak menutup kemungkinan juga protein akan berubah struktur kecil didalamnya saat proses denaturasi terjadi. Bagaimanapun, untuk perubahan denaturasi secara umum, prosesnya sama dan tidak dapat diubah ( Stoker, 2010).
Menurut Winarno (2002), denaturasi diartikan suatu proses terpecahnya ikatan Hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya lipatan atau win molekul. Ada dua macam denaturasi, yaitu pengembangan rantai peptida dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul ikatan. Ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi adalah :
a.       Ikatan Hidrogen
b.      Ikatan hidrofobik
c.       Ikatan ionik
d.      Ikatan intramolekuler.
Denaturasi protein adalah modifikasi konformasi struktur, tersier dan kuartener. Denaturasi struktur merupakan fenomena dimana terbentuk konformasi batu dari struktur yang telah ada. Denaturasi protein mengakibatkan turunnya kelarutan, hilangnya aktivias biologi, peningkatan viskositas dan protein mudah diserang oleh enzim proteolitik (Oktavia, 2007).   
Aroma tengik terjadi pada bahan alpuket dan putih telur hal ini  dikarenakan alpuket dan putih telur mengandung protein yang  cukup tinggi, kandungan protein putih telur sebanyak 10,9%. Dari sebutir telur yang berbobot sekitar 50 gram, kandungan total proteinnya adalah 6 gram (Sudaryani, 2003). Kandungan protein buah alpukat 0,27 – 1,7 g (Prasetyowati dkk, 2010).
Aroma agak tengik terjadi pada kuning telur, kacang tanah, pisang, dan kentang hal tersebut dikarenakan dipengaruhi oleh kandungan protein. Kandungan protein pada kuning telur  yattu sebanyak 16,5% (Sudaryani, 2003). Kacang tanah (g) 25,3,pisang  2,3% per 100 gr Chandler (1995). Dan kentang 0,85-4,2% (Burlingame et al, 2009).
Aroma sangat tengik terjadi pada bawang merah, tempe dan tahu karena memiliki kandungan protein yang tinggi, menurut santoso 2005 tahu mengandung air 86 %,  protein pada tahu 8-12%, Setiap 100 gr tempe mengandung 18-20 g protein dalam (Tarwotjo, 1998), dan protein 1,1 g kandungan protein pada bawang merah per 100 g dan
Aroma tidak tengik pada ubi manis jepang dengan kandungan protein sedikit yaitu Protein (g) 2,3, Vitamin A (IU) 7,1, Fe (mg) 1,0, Ca (mg) 46, Vitamin B1 (mg) 0,08, (Sarwono, 2005).







BAB V
PENUTUP
5.1         Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan pembakaran pada masing masing bahan terjadi perubahan aroma, pada putih telur dan daging buah alpuket setelah di bakar aromanya menjadi tengik, pada bahan kuning telur, kacang tanah, pisang, dan kentang terjadi perubahan aroma menjadi agak tengik, sedangkan pada tempedan tahu setelah dilakukan pembakaran aromanya menjadi sangat tengik berbeda dengan ubi manis jepang yang beraroma tidak tengik, hal ini di karenakan adanya perbadaan kandungan gizi pada setiap bahan yang dipengaruhi olah jumlah kandungan protein pada setiap bahan



5.2 Saran

             Dalam praktikum selanjutnya sebaiknya dilakukan di Laboratorium,
atau di tempat khusus praktikum.



DAFTAR PUSTAKA
Bergh, B. D., 1992, The Avocado and Human Nutrition. 11. Avocados and Your Heart. Proc of Second World Avocado Congress pp.37-47.
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. (1981). Daftar Komposisi Bahan Makanan: Jakarta
Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindust ri Universitas Mataram. Mataram.
Jacqueline, P. Y.,R. Miles and M. F. Ben. 2000. Kualitas telur. Jasa Ekstensi Koperasi, Lembaga Ilmu Pangan dan Pertanian Universitas Florida. Gainesville.
Katili A.S., 2009, Struktur Dan Fungsi Protein Kolagen, jurnal pelangi ilmu 
             volume 2 no.5,Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo
Koswara, S. 1995. Teknologi Pengolahan Kedelai. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Muharlien. 2010. Meningkatkan Kualitas Telur Melalui Penambahan Teh Hijau dalam Pakan Ayam Petelur. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak. Vol. 5 (1): 32- 37.
Mulyati, Sri. 2005. Aneka Olahan Pisang . Surabaya : Trubus Angisana.
Santoso, S. P. 2005. Teknologi Pengolahan Kedelai. Malang : Laboratorium Pangan Fakultas Pertanian Universitas Widyagama.
Prasetyowati, Retno Pratiwi, Fera Tris O, “Pengambilan Minyak Biji Alpukat (Persea Americana Mill) dengan Metode Ekstraksi,” Jurnal T
Sarwono, 2005. Ubi Jalar. Penebar Swadaya, Jakarta
Sirajuddin, Saifuddin. 2012. Penuntun Praktikum Penilaian Satus Gizi Secara Biokimia dan Antropometri. Makassar : Universitas Hasanuddin
Soebagio, B., Rusdiana, T. dan Khairudin. 2007. Pembuatan Gel Dengan Aqupec HV-505 dari Ekstrak Umbi Bawang Merah (Allium cepa, L.) sebagai Antioksidan. Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. Bandung.
Sudaryani. 2003. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tarwotjo C. S. 1998. Dasar-dasar Gizi Kuliner. Jakarta: Grasindo.
USDA National Nutrient Database for Standard Reference. Avocado nutrition by the numbers. [internet]. Washington DC: USDA National Nutrient Database for Standard Reference, USDA Agriculture Research Service, Nutrient Data Laboratory; 2011 [disitasi 2014 Nov 4].



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Uji Lemak

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat Metode Iodin