Enzim Amilase

ENZIM AMILASE
MATA KULIAH BIOKIMIA






Di Susun Oleh : Kelompok 5
Nur Futri Salsabila Febriani    :48416510
Resti Lestari                            :48416513
Sobarullah                               :48416517


Dosen pengampu : RATI
Inti Mulyo Arti, S.TP, M.SC dan,
Adinda Nurul Huda M, SP, MSI


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2017











BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Enzim adalah golongan protein yang paling banyak terdapat dalam sel hidup, dan mempunyai fungsi penting sebagai katalisator reaksi biokimia (Wirahadikusumah, 1977) yang terjadi dalam sel maupun di luar sel.  Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih cepat dari pada reaksi tersebut dilakukan tanpa katalis (Poedjiadi, 1994).  Enzim memiliki berat molekul mulai dari 12.000 sampai lebih dari 1 juta.  Enzim bersifat spesifik dalam kerja katalitiknya.  Kespesifikan ini disebabkan oleh bentuknya yang unik dan adanya gugus-gugus polar atau nonpolar dalam struktur enzim (Fessenden dan Fessenden, 1992). 
Enzim merupakan unit fungsional dari metabolisme sel.  Semua enzim yang diketahui hingga kini hampir seluruhnya adalah protein dan aktivitas katalitiknya bergantung pada integritas strukturnya sebagai protein.  Enzim, seperti protein lain, memiliki berat molekul yang berkisar kira-kira 12.000 sampai lebih dari 1 juta.  Oleh karena itu, enzim berukuran sangat besar dibandingkan substrat atau gugus fungsional targetnya (Lehninger, 1998)
Enzim yang dikenal luas penggunaannya adalah enzim amilase, lipase, dan protease yang merupakan enzim hidrolitik pemecah senyawa makromolkul karbohidrat, lemak, dan ptotein. (Kim, dkk., 2011).
Enzim amilase merupakan enzim yang mampu mengkatalisis proses hidrolisis pati untuk menghasilkan molekul yang lebih sederhana seperti glukosa, maltose, dan dekstrin. Enzim amilase dihasilkan oleh berbagai jenis organisme mulai dari tanaman, hewan, hingga mikroorganisme. Enzim amilase digunakan antara lain pada industri pangan seperti industri pemanis, roti, jus buah, bir, dan lain-lain serta dalam industri non pangan seperti produksi etanol, tekstil, serta detergen. Penggunaan amilase mengalami peningkatan setiap tahunnya. Permintaan akan enzim amilase telah mencapai sekurang-kurangnya 25% dari total kebutuhan enzim (Vaseekaran et al., 2010).


Enzim protease mempunyai dua pengertian, yaitu proteinase yang mengkatalisis hidrolisis molekul protein menjadi fragmen-fragmen yang lebih sederhana, dan peptidase yang menhdirolisis fragmen polipeptida menjadi asam amino. Enzim proteoitik yang berasal dari mikroorganisme adalah protease yang mengandung proteinase dan peptidase (Frazier dan Westhoff, 1983, dalam Ferdiansyah, 2005).
Enzim lipase adalah enzim yang bekerja untuk menghidrolisis lemak dan minyak. Berdasarkan fungsi fisiologisnya enzim lipase mempunyai peranan penting menghidrolisis lemak dan minyak menjadi asam lemak dan gliserol yang dibutuhkan dalam proses metabolisme. Enzim lipase ini dapat memecah ikatan ester pada lemak sehingga menjadi asam lemak dan gliserol (Poedjiadi dan Supriyanti, 2009).

1.2  Tujuan
a.       Mengetahui sifat-sifat  enzim
b.      Mengetahui faktor yang mempengaruhi reaksi enzimatik












BAB II 
PEMBAHASAN

2.1              Pembahasan
Enzim adalah produk protein sel hidup yang berperan sebagai biokatalisator dalam proses biokimia, baik yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel (Poedjadi, 1994).  Berdasarkan cara menghasilkannya, enzim dibagi menjadi dua, yaitu enzim ekstraseluler dan enzim intraseluler.  Enzim ekstraseluler dapat diperoleh dalam keadaan murni pada biakan cair dengan cara pemisahan dan pemurnian yang tidak begitu rumit (Smith, 1990).  Fungsi utama dari enzim tersebut adalah melangsungkan perubahan-perubahan pada nutrien di sekitarnya sehingga memungkinkan nutrien tersebut masuk ke dalam sel.  Sedangkan enzim intraseluler memiliki peran dalam mensintesis bahan seluler dan menguraikan nutrien untuk menyediakan energi yang dibutuhkan oleh sel (Wirahadikusumah, 1989).
1.      Sifat-sifat enzim
Enzim sebagai suatu senyawa yang berstruktur protein baik murni maupun protein yang terikat pada gugus non protein, memiliki sifat yang sama dengan protein lain yaitu :
a         dapat terdenaturasikan oleh panas,
b        terpresipitasikan atau terendapkan oleh senyawa-senyawa organik cair seperti etanol dan aseton juga oleh garam-garam organik berkonsentrasi tinggi seperti ammonium sulfat,
c         memiliki bobot molekul yang relatif besar sehingga tidak dapat melewati membran semi permeabel atau tidak dapat terdialisis (Poedjiadi, 1994).
2.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Enzimatik
a.       Substrat (reaktan)
Kecepatan reaksi enzimatik umumnya dipengaruhi kadar substrat. Penambahan kadar substrat sampai jumlah tertentu dengan jumlah enzim yang tetap, akan mempercepat reaksi enzimatik sampai mencapai maksimum. Penambahan substrat selanjutnya tidak akan menambah kecepatan reaksi (Orten and Neuhaus, 1970).
b.      Suhu
Seperti reaksi kimia pada umumnya, maka reaksi enzimatik dipengaruhi oleh suhu. Kenaikan suhu sampai optimum akan diikuti pula oleh kenaikan kecepatan reaksi enzimatik.  Kepekaan enzim terhadap suhu pada keadaan suhu melebihi optimum disebabkan  terjadinya perubahan fisikokimia protein penyusun enzim. Umumnya enzim mengalami kerusakan (denaturasi) pada suhu diatas 50 oC (Wolfe, 1993).
c.       Keasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Daya katalisis enzim menjadi rendah pada pH rendah maupun tinggi, karena terjadi denaturasi protein enzim. Enzim mempunyai gugus aktif yang bermuatan positif (+) dan negatif (-).  Aktivitas enzim akan optimum kalau terdapat keseimbangan antara kedua muatan.  Pada keadaan asam cenderung bermuatan positif, dan pada keadaan basa cenderung bermuatan negatif, sehingga aktivitas enzim menjadi berkurang atau bahkan menjadi tidak aktif.  pH optimum untuk masing-masing enzim tidak selalu sama (Orten and Neuhaus, 1970)
d.      Penghambat enzim (Inhibitor)
Inhibitor enzim adalah zat atau senyawa yang dapat menghambat enzim. Ada beberapa cara penghambatan enzim, seperti penghambat secara bersaing (kompetitif), penghambat tidak bersaing (non kompetitif), penghambat umpan balik (feed back inhibitor), dan penghambat alosterik (Wolfe, 1993).
e.       Waktu inkubasi
Waktu yang diperlukan oleh enzim untuk bereaksi secara optimum dengan produk tidaklah seragam, ada beberapa yang membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi (Orten and Neuhaus, 1970).




BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
Enzim adalah produk protein sel hidup yang berperan sebagai biokatalisator dalam proses biokimia, baik yang terjadi di dalam sel maupun di luar sel yang di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu suhu, Substrat (reaktan), keasaman (pH),  Penghambat enzim (Inhibitor) dan waktu









DAFTAR PUSTAKA
Ferdiansyah. V. 2005. Pemanfaatan Kitosan Dari Cangkang Udang Sebagai Matriks Penyangga Pada Imobilisasi Enzim Protease [Skripsi]. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor
Judoamidjojo, R.M, Said, E.G Dan Hartono, L (1989),Biokonversi, Depdikbud Didjen Pendidikan Tinggi. Pusat Antar Universitas Bioteknologi IPB.
Kim, W., Bae, S., Park, K., Lee, S., Choi, W., Han, S., Koh, Y., 2011. Biochemical Characterization Of Digestive Enzymes In The Black Soldier Fly, Hermetia illucens (Diptera: Stratiomyidae). Journal Of Asia Pasific Entomology. Vol 14. 
Lay, BW. (1994). Analisis Mikroba Di Laboratorium. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Halaman 67-71.
Lehninger, A.L., 1982. Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1. Erlangga, Jakarta
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI-Press.
Poedjiadi, A., Supriyanti, F.M.T. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta
Rahman. 1992. Teknologi Fermentasi. Penerbit Arcan, Pusat Antar Universitas Pangan Dan Gizi,IPB, Bogor.
Suhartono. 1989. Enzin Dan Bioteknologi. Institut Pertanian Bogor. Bogor
Vaseekaran, S., Balakunar, S. Dan Arasaratnam, V. (2010) “Isolation And Identification Of A Bacterial Strain Producing Thermostable a-Amylase”. Tropical Agricultural Research. 22,1,1-11
Winarno, F. G. 1986. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Wirahadikusumah, M. 1997. Biokimia: Protein, Enzim Dan Asam Nukleat. ITB. Press. Bandung.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Uji Lemak

Laporan Praktikum Uji Karbohidrat Metode Iodin

Laporan Praktikum Uji Protein